Selasa, 20 Maret 2012

Menderita Demi Kebahagiaan Kekal

Thema                        : Menderita demi Kebahagiaan Kekal
Nast                            : Yohanes 12:20-36
Oleh                            : GI. Saud Hotmen Putra Dairi Manik, S.Th

Istilah “Mati satu tumbuh seribu” adalah motto semangat juang para pahlawan Indonesia beberapa tahun yang lalu, ketika bangsa ini harus memperjuangkan kemerdekaan dari penjajah. Ada sebuah pengharapan yang dibarengi dengan semangat untuk mencapai cita-cita bangsa. Karena rasa cinta, dan kasih yang besar terhadap bangsa ini para pejuang rela menderita, disiksa, bahkan mati. Perjuangan ini akhirnya membuahkan hasil yang positif, terbukti karena kegigihan dan pengorbanan mereka, Indonesia kita ini sudah merdeka dari penjajahan.
Yesus juga memiliki perjuangan. Perjuangan yang dilakukanNya bahkan melebihi seorang atau seluruh pahlawan Indonesia yang rela mati demi kemerdekaan dunia. Kemerdekaan yang diperjuangkanNya adalah kemerdekaan kekal. Tidak hanya di dunia ini melainkan kehidupan yang kekal kepada setiap orang yang percaya kepadaNya.
Melalui Firman Tuhan saat ini, saya membuat tiga hal yang ingin kita renungkan, yaitu:

1.      Kemuliaan Allah akan dibuktikan dengan kematiaan anak-Nya
Saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus, maksud Yesus dengan ‘dimuliakan’ berbeda dengan pengertian para pendengar-Nya. Bagi para pendengarNya itu menunjukkan bahwa musuh / penjajah akan bertekuk lutut di hadapan Yesus. Tetapi bagi Yesus artinya berbeda. Dalam ayat 23 Ia berbicara tentang ‘dimuliakan’, dan dalam ayat 24 Ia berbicara tentang kematian. Jadi jelas bahwa Yesus memaksudkan ‘dimuliakan melalui salib / kematian’. Dia mengajarkan murid-murid-Nya bahwa jalan mencapai keberhasilan adalah melalui penderitaan dan kematian. Ia harus mati, supaya bisa menghasilkan banyak buah bagi orang yang diselamatkan. Ini menunjukkan bahwa kematian Yesus merupakan satu-satunya jalan melalui mana Yesus bisa menyelamatkan kita, karena tanpa itu Ia akan tetap sendirian saja (tidak berbuah). Bagi orang yang tidak memahami misteri pertumbuhan, pasti terlihat bahwa penggunaan yang paling aneh untuk sebutir benih adalah dengan menguburkannya di dalam tanah. Kematian adalah jalan yang paling tidak mungkin menuju kehidupan. Tetapi pengalaman mengajar kita bahwa penghancuran / kematian mutlak perlu untuk reproduksi / perkembangbiakan. Sama halnya dengan biji gandum, kalau biji itu mau berbuah banyak, maka biji itu harus mati (kering) terlebih dahulu. Ketika ia sampai ke tanah maka ia akan kembali tumbuh dan menghasilkan buah. Itulah Yesus Kristus yang harus mati terlebih dahulu, tetapi lewat kematiannya akan bertumbuh buah yang banyak yang diselamatkan dari kematian kekal yaitu kita. Berulangkali Tuhan kita menyatakan diriNya sebagai ‘Hidup’ dan ‘Sumber kehidupan’ untuk manusia; tetapi di sini Ia memberikan suatu prinsip bahwa kuasa memberi hidupNya ini disyaratkan oleh kematianNya.

2.      Mengikut Yesus berarti sabar dalam penderitaan dunia
Saudara/i yang dikasihi Tuhan, ‘Mencintai nyawanya’ terjadi karena 2 hal: egoisme dan keinginan untuk merasa aman. Orang yang mencintai nyawanya akan menjaga supaya ia tidak kehilangan nyawanya. Tetapi hukum ini mengatakan bahwa kalau ia melakukan hal itu ia justru akan kehilangan nyawanya, dalam arti ia tidak mendapatkan hidup yang kekal. Kata Yunani yang diterjemahkan ‘kehilangan’ juga bisa diterjemahkan ‘menghancurkan’. Jadi, bisa dikatakan bahwa orang yang mencintai nyawanya justru sedang menghancurkan nyawanya sendiri! ‘Tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal’ (ayat 25b).
Kata Yunani yang diterjemahkan ‘tidak mencintai’ terjemahan hurufiahnya adalah ‘membenci’. Tentu ini tidak berarti bahwa kita betul-betul harus membenci hidup / diri kita sendiri. Artinya adalah bahwa kita harus rela menderita dan mati jika hal itu berguna bagi Tuhan. Membenci hidup sendiri menunjukkan sikap yang menilai hal-hal sorgawi lebih penting daripada hal-hal di dunia ini. Mereka yang mengikuti Kristus kurang mementingkan kesenangan, filsafat, sukses, nilai, tujuan atau cara dunia. Mereka akan memperoleh "hidup kekal" karena mereka tidak begitu mengindahkan dunia ini sehingga mereka akan bersedia mengorbankannya demi Tuhan. Karena itu, pada saat kita menderita oleh bermacam-macam penderitaan, pada saat kita ditekan dengan keras oleh kesukaran-kesukaran dari situasi kondisi kita, pada saat kita menderita kelaparan, atau ketelanjangan, atau penyakit, pada saat kita diserang oleh celaan, pada saat kelihatannya setiap saat kita diliputi oleh kematian, biarlah kita terus menerus mengingat bahwa ini adalah suatu penaburan yang pada saatnya akan menghasilkan buah.
Apakah saat ini saudara sedang merasa ‘jenuh’ dengan banyaknya dan beratnya dan lamanya penderitaan yang saudara alami? Anggaplah saat-saat ini sebagai saat menabur, yang pada saatnya pasti akan menghasilkan buah. Seorang penginjil terkenal yang bernama Christmas Evans yang selalu aktif memberitakan Injil. Teman-temannya memintanya untuk mengurangi kegiatannya atau untuk lebih berhati-hati, tetapi ia menjawab: “It is better to burn out than to rust out” yang berarti adalah lebih baik terbakar habis dari pada berkarat sampai habis.

3.      Menderita dalam Tuhan, beroleh kemenangan
Beriman pada Yesus berarti komitmen pribadi untuk mengikuti Dia, menaati semua ajaran-Nya serta berada di mana Dia ada. Mengikuti Yesus termasuk menyangkal diri dan memikul salibNya. Melalui salib dan kebangkitan Kristus, kekalahan Iblis sudah dimulai. Kekalahan terakhir akan terjadi apabila dia dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang. Namun, pada saat ini Iblis masih aktif sebagai pemimpin atau "penguasa dunia ini". Iblis mempunyai kuasa dan wibawa dalam dunia serta memakai hal-hal duniawi untuk menentang Kristus dan gereja-Nya. Oleh karena itulah "persahabatan dengan dunia ini adalah permusuhan dengan Allah".
Ada sebuah cerita, seorang anak muda Kristen meminta seorang Kristen lain yang lebih dewasa secara rohani untuk mendoakannya agar menjadi lebih sabar. Maka orang itu pun berlutut dan berdoa, "Tuhan, kirimkanlah kesengsaraan kepada anak muda ini di pagi hari; kirimkanlah kesengsaraan kepadanya di sore hari; kirimkanlah...." Sampai disitu anak muda tadi segera memotong, "Tidak, tidak, saya tidak meminta Anda untuk mendoakan saya agar diberi kesengsaraan. Saya minta didoakan agar saya diberi kesabaran." "Ah," orang Kristen yang bijak itu menanggapinya, "justru melalui kesengsaraanlah kita belajar bersabar."
Adakah Anda sedang menghadapi ujian yang berat? Bila ya, pujilah Allah! Berarti kita sudah ambil bagian di dalam melayani Tuhan. Di bawah kendali-Nya yang bijak, segala sesuatu yang terjadi dalam hidup Anda, baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan, telah dirancang untuk menumbuhkan ketekunan Anda. Itulah sebabnya orang-orang kudus yang menderita dapat memuliakan Allah dalam kesengsaraan mereka. Dan setiap orang yang menderita demi kebenaran Tuhan maka akan diberikanNya kebahagiaan. Dengan demikian kematian Yesus tidak sia-sia, karena Dia sudah berbuah di dalam hidup kita. Jadilah kita orang-orang kudus itu. Tuhan memberkati, Amin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar