Kamis, 18 Agustus 2011

Mission Trip Tim KKR Distrik 3/I ke Nias Island

DOAKAN RENCANA MISSION TRIP

TIM KKR GMI DISTRIK 3 WILAYAH I

KE NIAS ISLAND TGL 22 S/D 27 AGUSTUS 2011

Tim KKR GMI Distrik 3 Wilayah I akan mengadakan Mission Trip ke Nias Island, rencana Keberangkatan Tim dari Sidikalang tgl 22 Agustus 2011, tim akan sampai di Gunung Sitoli tgl 23 Agustus 2011. Tim yang berjumlah 10 orang tersebut dipimpin langsung oleh DS Pdt. T.M. Karo-karo, STh,MA. Tim berangkat melalui jalan darat dan laut dengan mengendarai mobil L-300 UMI, lengkap dibawa dengan perlengkapan full band. Adapun rencana Pelayanan di Nias Island adalah sebagai berikut:

1. Selasa 23 Agustus 2011 KKR di GMI Hilisimaetano, khotbah disampaikan oleh Pdt Dr Heryanto Go, DTh

2. Rabu 24 Agustus 2011 KKR di GMI Bawomaenamolo, khotbah disampaikan oleh Pdt Dr Heryanto Go, DTh

3. Kamis 25 Agustus 2011 KKR di GMI Gomo, khotbah disampaikan oleh : DS Pdt. T.M. Karo-karo, STh,MA.

Selain pelayanan KKR tim akan meninjau beberapa gereja di pelosok Nias seperti: Hilikara, bawolahusa dll, disamping itu rencana akan mengunjungi beberapa daerah wisata di Nias. Jumaat 26 Agustus 2011 tim akan bertolak pulang ke seberang, dan rencana Sabtu 27 Agustus tim sudah tiba di pelayanan masing-masing.

Mission trip ini menghabiskan dana lebih kurang Rp 12.000.000,-; dan sampai saat berita ini diturunkan tim telah memperoleh berkat dari Tuhan sebanyak Rp 10.000.000,- Jika anda mau berpartisipasi dalam pelayanan tim ini maka bisa dihubungi Pimpinan Distrik 3 Wil. I di nomor Hp 0812.6363.612. Atau paling tidak anda meluangkan waktu untuk mendoakan kami. Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan saja.

Selasa, 16 Agustus 2011

Peletakan Batu Pertama Kantor Distri 3 Wil. I




PEMBANGUNAN KANTOR GMI DISTRIK 3 WILAYAH I

Di Jalan Pahlawan No. 98, Sidikalang

Dalam mengimbangi perkembangan GMI Distrik 3 Wilayah I, maka perlu kiranya dibangun Kantor Distrik sebagai fasilitas dalam mengadakan kegiatan administratif dan pembinaan di Distrik tersebut. Untuk itu maka pada tanggal 08 Agustus 2011 diadakanlah acara kebaktian Peletakan batu pertama Pembangunan Kantor GMI Distrik 3 Wil. I; dalam acara tersebut Khotbah disampaikan oleh Pimpinan GMI Wilayah I Bishop Darwis Manurung, STh,M.Psi dan juga dihadiri oleh lay Leader Kontawil I bapak Ls. J. Manurung.

Kantor yang akan dibangun terletak di dekat Dinas Pimpinan Distrik Jalan pahlawan 98 Sidikalang; dengan ukuran 4 x 15 meter permanen dan model minimalis. Di dalamnya akan dibangun Ruang Kerja Pimpinan Distrik 4x 5 meter dan Ruang Pertemuan/rapat 4x10 meter. Dana pembangunan ini diperkirakan sebanyak Rp 120.000.000,-; 80 % dari dana tersebut telah tersedia dari swadaya gereja/PKMI Distrik 3 Wil. I. Mari kita doakan kekurangannya.

Senin, 15 Agustus 2011

Kunci Sukses Keluarga Kristen

KUNCI SUKSES KELUARGA KRISTEN

I Korintus 11: 11 – 12

oleh : DS Pdt. T.M.Karo-karo,STh,MA

disampaikan pada Peneguhan Pernikahan

Hendrikus Nababan/GI Elpra Tiori Maria Sidabutar,STh

Di GMI Debora Sipoltong Distrik 3 Wil. I

Selasa 16 Agustus 2011

Ada banyak alasan manusia untuk menikah, antara lain:

  1. Biar saya mencintai dan dicintai
  2. “Saya ingin mendapatkan sesuatu yang dulu tidak pernah saya dapatkan dari keluarga saya.”
  3. “Saya tidak ingin kesepian.”
  4. “Saya tidak ingin menjalani kehidupan ini seorang diri.”
  5. “Saya ingin ada yang merawat dan menemani kalau saya tua nanti.”
  6. Agar saya memiliki keturunan
  7. dll

Saudara, jawaban-jawaban tersebut terdengar sangat logis dan tidak salah.Jawaban-jawaban itu menyiratkan egoisme dan egosentrisme, hanya berfokus pada kepentingan diri sendiri, harapan dan keinginan pribadi serta apa yang ingin kita dapatkan.

1. Pernikahan tidak selalu berisi apa yang akan kita dapatkan dari pasangan kita tetapi juga harus berisi apa yang akan saya berikan pada pasangan kita.

2. pernikahan tidak hanya berfokus pada apa yang akan kita dapatkan tetapi juga apa yang akan saya berikan.

3. Pernikahan yang hanya mengharapkan sesuatu ---adalah pernikahan yang tak seimbang---keropos dan rapuh.

Ibu Theresa pernah berkata, “Bagikan kasih ke mana saja Anda pergi; pertama di rumah Anda sendiri.

Pernikahan tanpa kasih/cinta akan penuh kesedihan, keluhan dan rintihan, air mata, kesia-siaan, haus akan cinta, perkelahian, penuh kehancuran hati.

Bagaimana hari-hari kehidupan kita jika kita tidak hidup di dalam kasih? Mungkin Anda dan saya perlu merenungkan hal berikut ini:

Dari bacaan kita, I Korintus 11: 11 – 12 kita dapat melihat beberapa pokok penting yang perlu kita pahami dalam kaitannya dengan hidup pernikahan dan membangun sebuah keluarga.

  1. Pernikahan adalah relasi dua arah dan seimbang.
  2. Kedudukan suami tidak lebih tinggi daripada istri. Begitu juga kedudukan istri tidak lebih tinggi daripada suami.
  3. Yang satu tidak lengkap tanpa yang lain.

Dari bacaan kita setidaknya ada empat (4) hal yang dapat kita lihat dan kembangkan sebagai dalam membangun sebuah pernikahan.

1. Pernikahan harus dilihat sebagai sebuah komitmen pada sebuah hubungan yang permanen.

Yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya adalah komitmen. Hidup pernikahan dibangun di atas serangkaian komitmen antara suami dan istri. Komitmen untuk saling mengasihi, saling menghargai, saling mengingatkan, saling mendoakan dan komitmen untuk menjalani kehidupan pernikahan sampai maut memisahkan. Oleh sebab itu, Yesus pernah berkata, “Apa yang telah dipersatukan oleh Allah jangan dipisahkan oleh manusia.”

Komitmen untuk mengasihi dan mencintai harus menjadi dasar hidup pernikahan.

Komitmen menjadikan rumah tangga kita semakin hari semakin kokoh dan semakin terasa menyenangkan.

2. Pernikahan harus dilihat sebagai sebuah panggilan untuk melayani dengan penuh kesetiaan.

Pernikahan adalah sebuah panggilan bagi masing-masing, suami dan istri, untuk melakukan yang terbaik bagi pasangannya. Alangkah indahnya sebuah rumah tangga yang di dalamnya satu sama lainnya terdorong untuk saling melayani dan saling memberi.

3. Pernikahan harus dilihat sebagai sebuah proses pemurnian.

Pernikahn adalah sebuah perpaduan dua pribadi, di mana masing-masing pribadi, suami dan istri, dengan kesadaran penuh memberikan sebagian ruang dalam hidupnya bagi pasangannya. Sehingga tidak ada lagi aku atau kamu. Yang ada adalah kita. Bukan kepentinganmu atau kepentinganku, yang ada adalah kepentingan kita bersama.

4. Pernikahan harus dilihat sebagai sebuah anugerah.

Tidak ada orang yang tidak senang menerima hadiah. Hadiah akan selalu disambut dengan sukacita dan rasa syukur sesederhana apa pun bentuknya.

Dengan memandang pernikahan sebagai sebuah hadiah, kita akan menjalaninya dengan penuh sukacita dan penuh rasa syukur, bukan sebagai beban apalagi sebagai penjara.

SELAMAT BERBAHAGIA!

Sabtu, 06 Agustus 2011

Yesus Pencipta Damai Sejahtera

KHOTBAH MINGGU 11 APRIL 2010

Nats Alkitab: Yohanes 20:19-31

Oleh: DS Pdt. T.M.karo-karo,STh,MA

Thema: “Kehadiran Yesus menciptakan Damai Sejahtera dalam Hidup kita”

1. Setelah peristiwa kematian Yesus di kayu salib kondisi para murid Tuhan dan para pengikut lainnya serba tidak menentu dan kacau balau. Mereka serba ketakutan dan terpencar mencari jalan sendiri. Kematian itu menjadi satu momok bagi mereka, apalagi kematian itu sungguh suatu kematian yang memalukan karena Yesus digolongkan kepada penjahat-penjahat. Keadaan ini sangat mempengaruhi keadaan psikologis dan mental para murid yang tentu saja sangat berpengaruh pada keadaan kerohanian mereka. Dan dan hal ini meyebabkan mereka kocar-kacir dan tak ada lagi kesatuan.

2. Kehadiran Yesus pada malam itu (ayat 19-22) memberikan suatu semangat yang baru, harapan dan keberanian yang baru dan bahkan suatu sukacita yang baru. Dengan perkataan Yesus : “Damai Sejahtera bagi kamu” (ayat 19 c) adalah suatu perkataan pemberi semangat yang menjadi motor dan kekuatan baru yang membuat suatu semangat yang baru di dalam kehidupan para murid. Tentu saja damai sejahtera yang diberikan oleh Yesus kepada mereka adalah menjadi modal mereka untuk memberitakan damai sejahtera kepada dunia ini. Pemberitaan damai sejahtera berarti memberitakan Kabar Pengampunan Dosa bagi setiap manusia yang tentu saja bagi orang yang menerima pengampunan itu maka dosanya kan diampunin tetapi bagi orang yang menolak maka dia akan mendapatkan pengampunan.

3. Di sisi lain Tomas, seorang murid Yesus yang tentu saja ikut diterjang kemelut tersebut telah mencari jalan lain, dan kalau kita renungkan betapa hancurnya hatinya ketika mengetahui Yesus mati secara tidak terhormat. Salah satu kebiasaan buruknya adalah meninggalkan persekutuan mereka bersama sehingga pada malam itu dia tidak menyaksikan kehadiran Yesus dib tengah-tengah para murid. Sehingga dia tidak menuai atau memiliki Damai sejahtera yang diberitakan oleh Tuhan. Tomas mengatakan sebelum aku……(ayat 25). Tetapi Tuhan mengasihi Tomas, dia ingin Tomas tak terhilang, melainkan Dia ingin Tomas tetap ikut dalam persekutuan para murid ikut menjadi saksi dan pembererita damai sejahtera itu. Dia hadir…Dia mengatakan kepada Tumas:”taruhlah jarimu….jangan tidak percaya…” (ayat 27) Artinya Yesus mengabulkan apa yang diinginkan oleh Tomas. Akibat kehadiran Yesus maka timbul suatu Revolusi iman pada Tomas dan dia mengatakan perkataan yang belum pernah dikatakannnya sebelumnya: “ya Tuhanku dan Allahku” Ayat (28). Damai Sejahtera telah ada di dalam dirinya….dan Dia memberitakan damai sejahtera itu….

4. Refleksi: Damai sejahtera yang diberikan Yesus kepada dalam hidup kita menjadi awal baru dalam melanjutkan hidup kita, tanpa damai sejahtera itu kita masih terus dalam kuasa dosa dan akibat-akibat yang ditimbulkan dosa tersebut. Damai sejahtera itu menciptakan kasih, sukacita, dan buah-buah rohani yang tidak dipengaruhi oleh keadaan lingkungan kita. Orang-orang Kristen yang telah menyaksikan kebangkitan Yesus Kristus secara rohani akan menjadi sumber damai sejahtera dimanapun dia hadir.

5. Orang Kristen yang telah mengalami pengalaman Paskah akan menjadi sumber damai sejahtera, bukan sebaliknya menjadi sumber malapetaka. Dari dalam dirinya, keluarganya akan tampak….pancaran-pancaran terang Kristus…yang akan menerangi orang….di dalam dirinya akan nyata apa yang disebutkan Yesus: menjadi garam dan terang dunia.

6. Orang Kristen harus taat pada ibadah, karena dalam ibadahlah imannnya akan bertumbuh, persekutuan semakin erat, di dalam ibadah juga kita akan diberkati, di dalam ibadah kita akan menyaksikan kehadiran Tuhan. Dapat dikatakan hidup orang Kristen tidak bisa dipisahkan dengan Ibadahnya. Dan juga dari Ibadahlah kita akan diutus ke dalam dunia….untuk menerangi dunia ini menjadi orang yang benar-benar beribadah. Kita tidak dapat mengatakan bahwa kita adalah orang beriman tetapi kita tidak menghadiri ibadah---ibadah adalah tempat kehadiran Tuhan.

7. Jadi dengan demikian kita tidak dapat membayangkan kalau gereja sebagai tubuh Kristus tidak perduli terhadap damai sejahtera atau bukan sebagai tempat damai sejahtera, mari kita renungkan pernyataan ini yang kita idam-idamkan terhadap diri kita atau terhadap gereja kita:

    • Gereja harus menjadi gereja yang menerima damai sejahtera.
    • Gereja harus menjadi gereja yang memiliki damai sejahtera.
    • Gereja harus menjadi gereja yang menjadi tempat damai sejahtera.
    • Gereja harus menjadi gereja yang memancarkan damai sejahtera.
    • Gereja harus menjadi gereja yang memberitakan damai sejahtera.
    • Gereja harus menjadi gereja yang memberikan damai sejahtera.

Teluk Dalam 11 April 2010

DS Pdt. T.M. karo-karo, STh, MA

Senin, 01 Agustus 2011

Peresmian Pastori GMI Pebulan Dst 3 Wil. I




PERESMIAN PASTORI GMI PERBULAN DISTRIK 3 WIL. I
SABTU 30 JULI 2011

Pada tgl 30 Juli 2011, diadakan peresmian Pastori GMI Perbulan Distrik 3 Wil. I; dalam hal ini DS Pdt. T.M. Karo-karo,STh,MA mewakili Pimpinan GMI Wilayah I Bishop Darwis Manurung,STh,MPsi. Rumah Pastori ini telah lama dimulai pembangunannya tetapi oleh karena sesuatu hal baru dapat diselesaikan pada tahun ini. Seluruh jemaat bersukacita atas diselesaikannya Pastori ini.