Sabtu, 22 Oktober 2011

Makna Kasih


“Makna Kasih”

Ringkasan Khotbah Di GMI Syaloom Panji Sibura-bura, Sidikalang

Minggu 23 Oktober 2011

Nats: Matius 22:34-40

Ada dua hal yang diperintahkan oleh Allah untuk kita lakukan dalam nats kita:

I. Mengasihi Allah

Mengasihi Allah berarti:

1) Mengasihi Allah berarti mengasihi gerejaNya Ef 5:25

· Gereja Adalah tubuh Kristus

· Gereja Adalah pelaksana Missi Allah di dunia

2) Mengasihi Allah berarti memberi waktu untuk beribadah

· Tidak ada satupun hal yang dapat menghalangi untuk menyembah Allah

· Mencintai Rumah Allah

· Bersukacita saat beribadah:

o Bukan dipaksa atau terpaksa

o Bukan karena tidak ada kegiatan

· Berbakti di dalam Rumah Tuhan sesuai dengan tatacara yang telah diatur.

3) Mengasihi Allah dibuktikan dengan mengasihi sesama

· Kasih dinyatakan dengan perbuatan

· Allah tidak kelihatan tetapi kasih kita diwujudkan kepada ciptaanNya.

· Mengasihi adalah kewajiban---tidak mengasihi sesama berarti tidak mengasihi Allah.

4) Mengasihi Allah berarti mengasihi FirmanNya

· Respons terhadapa Firman Alaah (contoh:Daud)

· Mengutamakan lebih dari harta benda ( Mzm 119:127)

· Memberitakan Firman Allah kepada Sesama.

·

II. Mengasihi sesama/ciptaanNya

Mengasihi sesama adalah implementasi dari kasih kita terhadap Allah, kita tidak dapat mengatakan bahwa kita mengasihi Allah tetapi kita membenci sesame. Secara sederhana bahwa jika tidak ada air di dalam tong air maka tidak mungkin mengalirkan air melalui kran dari dalam tong tersebut. Mengasihi dimaksudkan di sini adalah “inner” dari dalam dan dilakukan bukan untuk dipertontonkan. Secara sederhana mengasihi itu dilakukan seperti di bawah ini.

III. Aplikasi sederhana

Seekor anak anjing yang kecil mungil sedang berjalan-jalan di ladang pemiliknya. Ketika dia mendekati kandang kuda, dia mendengar binatang besar itu memanggilnya. Kata kuda itu : "Kamu pasti masih baru di sini, cepat atau lambat kamu akan mengetahui kalau pemilik ladang ini mencintai saya lebih dari binatang lainnya, sebab saya bisa mengangkut banyak barang untuknya, saya kira binatang sekecil kamu tidak akan bernilai sama sekali baginya." Ujarnya dengan sinis.

Anjing kecil itu menundukkan kepalanya dan pergi, lalu dia mendengar seekor sapi di kandang sebelah berkata : "Saya adalah binatang yang paling terhormat di sini sebab nyonya di sini membuat keju dan mentega dari susu saya. Kamu tentu tidak berguna bagi keluarga di sini." dengan nada mencemooh.

Teriak seekor domba : "Hai sapi, kedudukanmu tidak lebih tinggi dari saya, saya memberi mantel bulu kepada pemilik ladang ini. Saya memberi kehangatan kepada seluruh keluarga. Tapi omonganmu soal anjing kecil itu, sepertinya kamu memang benar. Dia sama sekali tidak ada manfaatnya disini." Satu demi satu binatang di situ ikut serta dalam percakapan itu, sambil menceritakan betapa tingginya kedudukan mereka di ladang itu. Ayam pun berkata bagaimana dia telah memberikan telur, kucing bangga bagaimana dia telah mengenyahkan tikus-tikus pengerat dari ladang itu. Semua binatang sepakat kalau si anjing kecil itu adalah makhluk tak berguna dan tidak sanggup memberikan kontribusi apapun kepada keluarga itu. Terpukul oleh kecaman binatang-binatang lain, anjing kecil itu pergi ke tempat sepi dan mulai menangis menyesali nasibnya, sedih rasanya sudah yatim piatu, dianggap tak berguna, disingkirkan dari pergaulan lagi.

Ada seekor anjing tua di situ mendengar tangisan tersebut, lalu menyimak keluh kesah si anjing kecil itu. "Saya tidak dapat memberikan pelayanan kepada keluarga di sini, sayalah hewan yang paling tidak berguna di sini." Kata anjing tua itu : "Memang benar bahwa kamu terlalu kecil untuk menarik pedati, kamu tidak bisa memberikan telur, susu ataupun bulu, tetapi bodoh sekali jika kamu menangisi sesuatu yang tidak bisa kamu lakukan. Kamu harus menggunakan kemampuan yang diberikan oleh Sang Pencipta untuk membawa kegembiraan."

Malam itu ketika pemilik ladang baru pulang dan tampak amat lelah karena perjalanan jauh di panas terik matahari, anjing kecil itu lari menghampirinya, menjilat kakinya dan melompat ke pelukannya. Sambil menjatuhkan diri ke tanah, pemilik ladang dan anjing kecil itu berguling-guling di rumput disertai tawa ria. Akhirnya pemilik ladang itu memeluk dia erat- erat dan mengelus-elus kepalanya, serta berkata, "Meskipun saya pulang dalam keadaan letih, tapi rasanya semua jadi sirna, bila kau menyambutku semesra ini, kamu sungguh yang paling berharga di antara semua binatang di ladang ini, kecil kecil kamu telah mengerti artinya kasih.........

Moral of the Story :
Jangan sedih karena kamu tidak dapat melakukan sesuatu seperti orang lain karena mungkin memang tidak memiliki kemampuan untuk itu, tetapi apa yang dapat kamu lakukan, lakukanlah itu dengan sebaik-baiknya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar