Selasa, 16 November 2010

Mengikut Yesus[1]

Lukas 9: 57-62

Oleh: DS Pdt. T.M.Karo-karo,MA

Lagu di dalam Nyanyian Rohani (NRM No. : 131) kita mengatakan: “Mengikut Yesus keputusanku…….”, kemudian pernyataan ini kembali dikuatkan dengan syair:” ….kutak ingkar- kutak ingkar”. Pernyataan seorang murid di tengah-tengah perjalanan kepada Yesus: “ Aku akan mengikut Engkau, kemana saja Engkau pergi”. Bagi Yesus pernyataan ini belum cukup, karena pernyataan masih sekedar mengikut saja, belum mengandung nilai-nilai dari kwalitas yang cukup. Mengikut di sini bisa berarti hanya mengikut dari jauh, melihat saja, tanpa ikut terlibat dengan prilaku Yesus yang diikuti. Jika ada tantangan dia bisa saja lari, dia belum bersedia menanggung segala konskuensi akibat dari mengikut Yesus. Dengan bahasa pasaran mengikut seperti ini bisa disebut dengan : “ikut-ikutan”.

Mengikut seperti ini juga bisa diartikan dengan: “ikut” jika enak, tinggalkan jika tak enak. Di dalamnya tidak ada unsur kesetiaan, tetapi masih diwarnai dengan kepentingan atau selera pribadi. Mengikut seperti ini tidak mempertimbangkan nilai religius atau rohani, tetapi hanya menilai dari segi kepentingan dan selera yang subjektif. Orang yang mengikut seperti sering membuat Yesus (gereja) menjadi arena bisnis untuk kepentingan pribadi atau golongan. Jika masih menguntungkan dia masih setia kepada Yesus tetapi jika tidak menguntungkan lagi dia menyatakan: selamat tinggal….

Oleh karena itu Yesus menjawab pernyataan murid tersebut di dalam ayat 58 :” serigala mempunyai liang…….tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalanya”. Yesus menawarkan tantangan, konskwensi dalam mengikut Dia, harga yang harus dibayar dalam mengikut Dia---bahwa dalam mengikut Yesus, sang pengikut bukan hanya memakan roti yang diberikan oleh Yesus, bukan hanya meminum anggur yang dijadikan seperti di Kana Galilea, bukan hanya menerima kesembuhan akibat doa-doa; tetapi lebih dari pada itu juga akan menuai caci maki, hinaan, dan bahkan kesusahan yang sangat sampai untuk meletakkan kepalapun tidak ada.

Orang yang berani mengikut Yesus harus juga berani menanggung segala konsekwensi yang harus ditanggungnya baik itu menyenangkan maupun menyakitkan. Orang yang mengikut Yesus harus berani memikul salibNya.[2] Tidak ada tempat untuk meletakkan kepala berarti, tidak ada domisili yang tetap, tidak ada kehidupan yang mapan, bahkan bisa saja tidak diterima di dalam komunitas-komunitas tertentu. Sungguh suatu kehidupan yang menyedihkan; bukan suatu kehidupan yang diidam-idamkan oleh manusia, begitulah kehidupan Anak manusia yang sedikit banyaknya akan terbias kepada orang yang mengikut Dia. Apakah anda sanggup, berani, rela menanggung hal seperti ini? Jadi lagu tersebut di atas harus senantiasa menjiwai setiap orang yang mengikut Yesus: “mengikut Yesus keputusannku………kutakingkar-kutakingkar (setia)”

Dari penjelasan di atas maka kita dapat sari beberapa hal penting di dalam kehidupan kita:

1. Pengikut Kristus harus berani menanggung segala konsekuensi—akibat dari mengikutNya.

2. Pengikut Kristus harus setia padaNya dalam segala hal

3. Mengikut Yesus harus mengesampingkan segala motivasi pribadi, tetapi hanya memandang kepada Yesus yang kita ikuti.

4. …..

Di dalam ayat 59- 62, orang yang mau mengikut Yesus tersebut menguburkan bapaknya dan lain-lain sebagainya. “Izinkanlah dahulu menguburkan bapaku….” Lalu mengikut Yesus. Artinya Yesus mau bahwa mengikut Dia itu bukan hal nomor dua di dalam kehidupan, tetapi nomor satu. Mengikut Dia itu perlu sekarang dan kini, dimana kamu tergerak---jangan ditunda-tunda lagi, mengikut Dia itu bukan hanya hal “penting” melainkan hal terpenting, lebih penting dari segala yang penting.

Sidikalang 16 Nopember 2010

DS Pdt. T.M. Karo-karo, STh, MA



[1] Disampaikan pada Pembinaan Majelis Resort P. Sidimpuan tgl 03 Okt 2009

[2] Mat 16:24