Minggu, 24 Februari 2013


Ringkasan Khotbah:
“TUNJUKKAN IDENTITASMU”
Lukas 13:31-35
Khotbah Minggu 24 Feb 2013 di GMI Syaloom, Sidikalang
Oleh: DS Pdt. T.M. karo-karo,STh, MA

Bagian yang disaksikan dalam Injil Lukas 13:31-35 merupakan berita yang paling mengesankan tentang pekerjaan penyelamatan yang dilakukan Yesus. Dalam kesaksian pada Injil Lukas tsb, ada informasi penting tentang orang Farisi. Ternyata tidak semua orang Farisi membenci Yesus. Di antara mereka ada yang mengingatkan Yesus, bahwa Dia sedang dalam bahaya, sebaiknya Yesus segera pergi dari tempat itu demi keamananNya. Orang-orang Yahudi sendiri tahu, ada orang Farisi yang baik dan ada yang jahat.
Orang Farisi dibagi dalam 7 kelompok :
1.    Orang Farisi pundak: mereka kian kemari membawa perbuatan baik untuk dipamerkan.
2.    Orang Farisi penunda: beralasan menunda perbuatan baik sampai esok hari.
3.    Orang Farisi luka. Mereka mengeluarkan darah            : Tak ada Rabbi Yahudi – yang sengaja berbicara dengan wanita di jalan – bahkan ada yang menutup mata untuk menghindarinya; maka mereka membenturkan diri ketembok – sampai luka; sebagai “tanda khusus kesalehan mereka”.
4.    Orang Farisi berpunuk: berjalan membungkuk, biar disebut rendah hati, walau itu hanya berpura-pura (munafik).
5.    Orang Farisi yang menghitung-hitung: suka menghitung perbuatan baik – seakan memperhitungkan untung rugi dengan Allah.
6.    Orang Farisi yang takut-takutan: takut akan murka Allah, agamanya bukan menolong, tapi mengancam mereka.
7.    Orang Farisi yang mengasihi Tuhan: meniru seperti Abraham yang hidup dalam iman dan pengasihan.
Gambaran sementara, seakan setiap satu orang Farisi yang baik, terdapat enam yang tidak baik, 6 munafik + 1 yang saleh.
Sebenarnya, bukan hanya Orang Farisi  yang mempunyai ciri seperti di atas, Orang Kristen juga berada dalam keberagaman seperti orang Farisi. Oleh sebab itu perlu melihat diri sendiri, menyadari dengan rendah hati di mana keberadaan kita dan marilah kita berubah, agar kekristenan kita menjadi kekristenan yang benar di hadapan Tuhan.

Yesus menyadari bahaya yang diberitakan oleh Orang Farisi tersebut,  tapi  bagi Yesus lebih baik melaksanakan kehendak Bapa di sorga dari pada menghindar dari peristiwa penderitaan.
1.     Anak manusia harus menderita di Yerusalem
2.     Ada harga yang harus dibayar untuk melaksanakan kehendak Bapa.
Di dalam perikop ini secara gamblang Yesus membuka identitasnya secara seutuhnya sebagai Mesias, anak manusia, anak domba Allah yang harus menderita untuk melakukan missi Allah. Dia tahu bahwa penderitaan yang Dia hadapi demikian mengerikan, tapi karena identitasnya sebagai Anak Domba Allah Dia harus mengahadapi itu semua. Bagi melaksanakan kehndak Bapa adalah segala-galanya.

Aplikasi

Apa identitas kita yang paling berharga, tidak lain adalah sebagai nama julukan KRISTEN, pengikut Kristus. Beranikah kita menunjukkan identitas itu di segala tempat? Bukan hanya di gereja, di lingkungan Kristen saja, tapi di segala tempat dan di dalam seluruh aktivitas hidup:
1.     Di tempat kerja dan saat bekerja
2.     Di lingkungan tempat tinggal dan saat bersosialisasi
3.     Bahkan di segala tempat yang mungkin tidak mendukung
Ingat Kekritenan kita bukan dibatasi oleh tembok gereja, tapi di dunia dengan segala macam pergumulan dan aneka macam manusianya. Kalau anda di gereja Kristen maka di luar gerejapun harus Kristen secara seutuhnya.

Hari ini kita akan melantik: majelis dan juga lay speaker di gereja ini, saya katakana kepada yang akan dilantik, tunjukkan identitasmu sebagai seorang Kristen dimanapun, bahkan ada suatu identitas khusus yang anda harus tunjukkan: sebagai hamba Tuhan yang melaksanakan kehendak Tuhan.  Amin,-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar