Sabtu, 09 Februari 2013


Khotbah Minggu 10 Februari 2013
Di GMI Tanjung Keliling dan GMI “Manna” Kuala Distrik 1 Wil.I
Nats    : Lukas 9:28-36
“Yesus ber-transfigurasi”

Pendahuluan
Peristiwa ketika Yesus berubah rupa (Transfigurasi) di atas sebuah gunung dalam nats injil Lukas  9 ini, juga dicatat dalam injil Matius 17 : 1-13; Markus. Ketiganya mencatat dengan persis  peristiwa tersebut, hal ini menguatkan bahwa peristiwa itu adalah benar-benar terjadi.
Menurut ketiga injil synoptic tersebut, peristiwa ini terjadi 8 hari (versi Markus : 6 hari) setelah Yesus berbicara dengan murid-murid-Nya di daerah Kaisarea Filipi. Ketika itu Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" (lih. Luk 9:18;Mark 8:29;Mat 16:15), kemudian Petrus menjawab: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!".
Ini merupakan awal dari pengenalan murid-murid-Nya bahwa Yesus  adalah Mesias "Anak Allah". Yesus memberitahukan bahwa: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa." (Mark 9:1; Mat 16:28; Luk 9:27). Dan itulah yang terjadi seminggu kemudian.

Setting Kejadian
Ketika itu Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya naik ke sebuah gunung yang tinggi untuk berdoa. Ketika Yesus sedang berdoa, ketiga muridNya itu melihat Dia berubah rupa, wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi sangat putih berkilat-kilat, berkilau-kilauan, bersinar seperti terang dan nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem (Luk 9:31).
 Lalu melihat itu, secara spontan Petrus berkata : "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Perkataan Petrus yang spontan itu sebenarnya adalah karena ketakutannya, sebab dia tidak tahu lagi yang harus dikatakannya. Peristiwa ini membuat Petrus, Yakobus dan Yohanes bahagia sekaligus takut, disatu pihak mereka ingin menikmati pengalaman yang indah itu untuk seterusnya, dengan keinginan membuat kemah masing-masing bagi Yesus, Elia dan Musa. Dan di lain pihak mereka tersungkur dengan penuh ketakutan. Tujuan Yesus memberikan mereka pengalaman rohani ini, agar mereka siap menghadapi masa-masa sukar yang telah diberitahukan-Nya kepada mereka.
 Ketika Petrus berkata-kata lalu turunlah awan yang terang menaungi mereka dan mereka ketakutan dan terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia”. Mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka sangat ketakutan. Inilah proklamasi yang kedua tentang siapa Yesus, setelah proklamasi yang pertama ketika Yesus dibaptis (Mat. 3:17).  Ini merupakan deklarasi Allah tentang identitas Yesus. Ia adalah Anak Allah.
Ketika mereka mau turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka: "Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorangpun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati." Maka murid-murid itu merahasiakannya, dan pada masa itu mereka tidak menceriterakan kepada siapapun apa yang telah mereka lihat itu.(Luk 9:36). Mereka memegang pesan tadi, namun mereka masih bingung dan mempersoalkan di antara mereka tentang apa yang dimaksud oleh Yesus dengan "bangkit dari antara orang mati."(Mark 9:10).
Setelah peristiwa itu, pikiran ketiga murid Yesus itu selalu berkecamuk dan penuh pertanyaan yang mereka tidak bisa mengerti, lalu mereka memberanikan diri untuk bertanya kepada Yesus : "Kalau demikian mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?" Jawab Yesus: "Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka, sesuai dengan yang ada tertulis tentang dia. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka." (Mark 9:11-13). Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis. (Mat 17: 13)

Penjelasan
Ketiga murid Yesus telah menjadi saksi mata atas peristiwa tersebut, maka selain dicatat dalam ketiga injil synoptic, juga ada kesaksian dari Yohanes dan Petrus tentang peristiwa itu, yaitu :
Yohanes memberi kesaksian : “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran”.(Yoh.1:1)
Petrus juga membuat kesaksian tentang kejadian ini : "Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. (2 Petrus 1:16-18).    
Mengapa Musa dan Elia yang harus tampak dalam peristiwa tersebut? Ada beberapa hal istimewa yang kita lihat dari kedua orang ini :
Musa adalah seorang nabi yang memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir. Musa adalah orang yang dipakai Tuhan untuk menjalankan misi Tuhan, menyelamatkan bangsa Israel. Musa juga adalah satu-satunya nabi yang diperkenankan Tuhan untuk dapat berkomunikasi langsung denganNya, muka dengan muka (Kel 33:11), sehingga wajah Musa pun bercahaya (Kel 34:29) Sehingga ketika Musa kembali kepada bangsa itu, bangsa itu tidak tahan melihat muka Musa, dan memohon agar Musa menutup wajahnya dengan selubung (Kel 34:35). Demikian juga dengan kematian Musa seorang pun tidak ada yang tahu, ini merupakan suatu rahasia, Tuhan lah yang mengetahuinya.Musa meninggal di gunung Nebo, tetapi jasadnya dikuburkan sendiri oleh Tuhan, dan tidak seorangpun yang tahu dimana kuburannya. (Ul. 34:1-12). Bahkan Malaikat Michael pernah bertengkar dengan Iblis dalam perselisihan tentang siapa yang akan mendapat mayat Musa (lih Judas 1:9)
Nabi Elia adalah juga nabi yang diperkenankan Tuhan menurunkan api dari langit (1 Raj 18:36-38). Elia juga mati tidak dikuburkan tetapi dia diangkatkan oleh Allah langsung ke surga. (2 Raj 2:11-12; bnd Kej 5:24).
Musa dan Elia mewakili dua hal penting dalam dunia Perjanjian Lama. Musa sebagai penerima Hukum Taurat dan Elia sebagai nabi.
Perubahan (transfigurasi) diri Yesus di atas gunung ini merupakan suatu pernyataan diri Yesus sebagai Putra Allah yang berkuasa. Ia berkuasa melampaui segala aturan Hukum (Musa) dan melampau segala nabi (Elia). Ia juga Raja yang berkuasa atas hidup dan mati 
Perubahan diri Yesus di gunung adalah suatu gambaran akan masa depan di mana setelah melewati jalan penderitaan dan kematian, Yesus akan tampil perkasa sebagai Raja atas alam semesta. Segala sesuatu berada di bawah kuasaNya.

Aplikasi Sederhana
Peristiwa ketika Yesus dipermuliakan di atas gunung, seharusnya meneguhkan keyakinan kita dan menepis segala keraguan tentang ke-Illahian-an Yesus,  Yesus adalah Kristus Anak Allah, tidak boleh ada keraguan tentang hal itu. Peristiwa ini sering juga disebut sebagai “transfigurasi Yesus”. Jadi dengan peristiwa transfigurasi ini kita dapat mendapat pelajaran yang penting di dalam hidup kita:
1.      Yesus itu adalah Anak Allah, Dialah yang telah diutus oleh Allah untuk menjadi mesias bagi manusia.
2.      Dia adalah Mulia, kudus, maka setiap orang yang menyembah Dia harus memuliakan Dia di dalam hidupnya, terlebih menjaga kekudusan hidupnya.
3.      Kemuliaan Tuhan itu akan memberi sinar kepada orang yang menyembah Dia, tetapi kita jangan terlena akan kemualiaan yang kita terima itu, karena itu kita terima karena kita menyembah Dia. Tetapi yang paling penting sebarkan dan beritakan kemuliaanNya dan tunjukkanlah kekudusan  dalam hidupn kita.
Kesaksian tentang kemuliaan Allah yang dinyatakan kepada murid-muridNya kala itu,  harus menjadi kesaksian kita bahwa kemuliaan Allah selalu nyata dalam kehidupan kita. Mungkin ada banyak perbuatan Allah yang tidak dapat kita dimengerti secara manusiawi, namun dengan pemahaman rohani yang benar kita akan mengerti pada akhirnya.
Ketika menyaksikan kemuliaan Allah dalam hidup kita, maka kita juga harus memiliki pengharapan untuk memperoleh kemuliaan bersama-sama dengan Dia kelak,  sebab DIa datang untuk membawa kita kepada kemuliaan melalui kematian dan kebangkitan-Nya. AMIN !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar