Bahan Sermon Majelis, Lay Speaker
GMI Kasih Karunia, Jalan Hang Tuah 2
Medan
Jumaat 20 September 2013
Nats Alkitab : I Timotius 2:1-7
Thema: “Doa Syafaat untuk para pemimpin bangsa”
I.
Pendahuluan
Surat ini ditulis oleh Paulus kepada Timotius yang ketika itu
mengemban suatu tugas pembinaan
Jemaat-jemaat di Efesus (1:3), khususnya
dalam menanggulangi ajaran-ajaran sesat.
Paulus menulis surat ini untuk memberi petunjuk-petunjuk kepada muridnya
bagaimana sebaiknya menata jemaat dan melawan ajaran-ajaran sesat.
Surat ini memberikan kesan bahwa Rasul Paulus sedang
menyiapkan Timotius untuk
mengambil-alih tugas dari padanya
sebagai generasi penerus pelayan di tengah-tengah gereja.
II.
Doa Syafaat
Arti dari doa syafaat adalah berdoa untuk orang lain.
Focus dari doa syafaat adalah orang lain di luar dari diri kita, bahkan di luar
dari komunitas kita. Jadi dengan berdoa
syafaat kita menunjukkan keperdulian kepada orang lain, perduli atas
keselamatan mereka, perduli atas kebijaksanaan dan bahkan keperdulian terhadap
diri mereka. Tidak dibatasi oleh agama, golongan, status sosial.
Doa syafaat bersifat umum, kalau
di dalam doa pribadi kita berfokus pada
pergumulan kita secara pribadi maka di dalam doa syafaat focusnya adalah
kepentingan umum atau kepentingan bersama.
Di dalam ayat 1-2, himbauan dari
Paulus kepada Timotius supaya di dalam pelayanannya dia memperhatikan dan
berdoa untuk semua orang :
1. Untuk semua orang
‘Semua
orang” mengarah kepada masyarakat umum yang ada di dalam lingkungan kita
masing-masing, sebab dengan baiknya kwalitas hidup masyrakat di sekitar kita
bagaimanapun akan mempengaruhi ketenteraman dan kedamaian di tengah-tengah
orang percaya yang ada di sekitar komunitas tersebut. Oleh sebab itu berdoa syafaat untuk semua
orang berarti berdoa untuk kepentingan umum yang di dalamnya sudah termasuk
komunitas orang-orang percaya.
2. Raja-raja dan Pembesar
Doa syafaat
untuk raja-raja dan semua pembesar dapat dikatakan suatu tindakan yang luar biasa pada waktu itu,
karena mereka berdoa untuk orang yang
menganiaya mereka pada saat itu, berhubung mereka kerapkali menerima
penindasan dari para penguasa pada saat
itu, sebab itu orang Kristen cenderung membenci para pemerintah “kafir”. Tetapi
sekarang Paulus mengajarkan untuk mendoakan raja-raja dan para pembesar,
sekalipun mereka “kafir” dengan alasan
sbb:
·
Para
penguasa adalah juga orang-orang yang perlu diselamatkan oleh Kristus
Kasih Allah
adalah universal, oleh sebab itu Ia menginginkan keselamatan untuk semua orang
tanpa membedakan suka bangsa, dan pengetahuan akan kebenaran yang sejati itu
juga harus diberitakan kepada mereka.
·
Mereka
adalah alat dan hamba Allah yang bertugas untuk mengatur kebaikan hidup warga negaranya (Roma 13:1-7). Tugas ini
hanya bisa mereka lakukan dengan baik
bila mereka diperlengkapi dengan hikmat Allah. Oleh sebab itu
orang-orang Kristen perlu mendoakan para penguasa.
3. mm
III.
Refleksi/Aplikasi
1) Doa adalah nafas hidup orang Kristen,
orang Kristen yang tidak berdoa adalah orang Kristen yang tidak bernafas. Di
samping mengucap syukur kepada Allah di dalam doa kita, kita juga berdoa
kepadaNya berhubungan dengan pergumulan hidup kita secara pribadi, agar Tuhan
memperlengkapi dan menolong kita dalam menghadapi berbagai-bagai macam
pergumulan dalam hidup kita. Oleh sebab itu mari kita buat doa itu sebagai
suatu kebutuhan yang sentral di dalam kehidupan kita.
2) Disamping doa untuk pribadi, kita
juga sebagai komunitas orang-orang Kristen dianjurkan untuk “berdoa syafaat”
untuk semua orang. Karena Allah ingin semua orang diselamatkan dan dengan
kebaikan semua orang maka akan berimbas kepada kebaikan dan ketenangan hidup
orang-orang percaya juga. Dengan berdoa syafaat, juga menunjukkan keperdulian
kita sebagai umat Kristen bagi kepentingan bersama.
3) Mendoakan “pemimpin” (pemerintahan),
baik pemimpi n yang percaya kepada Tuhan (juga pemimpin lainnya) sangat penting
sekali kita lakukan sebagai orang yang percaya kepada Tuhan. Karena mereka juga
adalah suatu alat bagi Tuhan untuk memberikan kenyamanan, kesejahteraan, dan
keamanan bagi masyrakat umum termasuk di dalamnya orang-orang percaya.
Medan 20 September 2013
Pdt. T.M. Karo-karo,STh,MA
Kepustakaan:
Budiman R., Tafsiran
Alkitab Surat-surat Pastoral I, II Timotius dan Titus, BPK Gunung
Mulia,
Jakarta 1984
Stibbs, “Tafsiran I,II
Timotius” dalam Tafsiran Alkitab Masakini 3, Yayasan Komunikasi Bina
kasih/
OMF, Jakarta 1999
Tidak ada komentar:
Posting Komentar