Ringkasan Khotbah:
“TUNJUKKAN
IDENTITASMU”
Lukas 13:31-35
Khotbah Minggu 24 Feb 2013 di GMI Syaloom, Sidikalang
Oleh: DS Pdt. T.M. karo-karo,STh, MA
Bagian yang disaksikan dalam Injil Lukas 13:31-35 merupakan
berita yang paling mengesankan tentang pekerjaan penyelamatan yang dilakukan
Yesus. Dalam kesaksian pada Injil Lukas tsb, ada informasi penting tentang
orang Farisi. Ternyata tidak semua orang Farisi membenci Yesus. Di antara
mereka ada yang mengingatkan Yesus, bahwa Dia sedang dalam bahaya, sebaiknya
Yesus segera pergi dari tempat itu demi keamananNya. Orang-orang Yahudi sendiri
tahu, ada orang Farisi yang baik dan ada yang jahat.
Orang Farisi dibagi dalam 7 kelompok :
1.
Orang Farisi pundak: mereka kian kemari membawa
perbuatan baik untuk dipamerkan.
2.
Orang Farisi penunda: beralasan menunda
perbuatan baik sampai esok hari.
3.
Orang Farisi luka. Mereka mengeluarkan
darah : Tak
ada Rabbi Yahudi – yang sengaja berbicara dengan wanita di jalan – bahkan ada
yang menutup mata untuk menghindarinya; maka mereka membenturkan diri ketembok
– sampai luka; sebagai “tanda khusus kesalehan mereka”.
4.
Orang Farisi berpunuk: berjalan membungkuk,
biar disebut rendah hati, walau itu hanya berpura-pura (munafik).
5.
Orang Farisi yang menghitung-hitung: suka
menghitung perbuatan baik – seakan memperhitungkan untung rugi dengan Allah.
6.
Orang Farisi yang takut-takutan: takut akan
murka Allah, agamanya bukan menolong, tapi mengancam mereka.
7.
Orang Farisi yang mengasihi Tuhan: meniru
seperti Abraham yang hidup dalam iman dan pengasihan.
Gambaran sementara, seakan setiap satu orang Farisi yang baik,
terdapat enam yang tidak baik, 6 munafik + 1 yang saleh.
Sebenarnya,
bukan hanya Orang Farisi yang mempunyai
ciri seperti di atas, Orang Kristen juga berada dalam keberagaman seperti orang
Farisi. Oleh sebab itu perlu melihat diri sendiri, menyadari dengan rendah hati
di mana keberadaan kita dan marilah kita berubah, agar kekristenan kita menjadi
kekristenan yang benar di hadapan Tuhan.
Yesus menyadari
bahaya yang diberitakan oleh Orang Farisi tersebut, tapi bagi Yesus lebih baik melaksanakan kehendak
Bapa di sorga dari pada menghindar dari peristiwa penderitaan.
1.
Anak manusia harus menderita
di Yerusalem
2.
Ada harga yang harus dibayar
untuk melaksanakan kehendak Bapa.
Di dalam
perikop ini secara gamblang Yesus membuka identitasnya secara seutuhnya sebagai
Mesias, anak manusia, anak domba Allah yang harus menderita untuk melakukan
missi Allah. Dia tahu bahwa penderitaan yang Dia hadapi demikian mengerikan,
tapi karena identitasnya sebagai Anak Domba Allah Dia harus mengahadapi itu
semua. Bagi melaksanakan kehndak Bapa adalah segala-galanya.
Aplikasi
Apa
identitas kita yang paling berharga, tidak lain adalah sebagai nama julukan
KRISTEN, pengikut Kristus. Beranikah kita menunjukkan identitas itu di segala
tempat? Bukan hanya di gereja, di lingkungan Kristen saja, tapi di segala
tempat dan di dalam seluruh aktivitas hidup:
1.
Di tempat kerja dan saat
bekerja
2.
Di lingkungan tempat tinggal
dan saat bersosialisasi
3.
Bahkan di segala tempat yang
mungkin tidak mendukung
Ingat
Kekritenan kita bukan dibatasi oleh tembok gereja, tapi di dunia dengan segala
macam pergumulan dan aneka macam manusianya. Kalau anda di gereja Kristen maka
di luar gerejapun harus Kristen secara seutuhnya.
Hari ini
kita akan melantik: majelis dan juga lay speaker di gereja ini, saya katakana kepada
yang akan dilantik, tunjukkan identitasmu sebagai seorang Kristen dimanapun,
bahkan ada suatu identitas khusus yang anda harus tunjukkan: sebagai hamba
Tuhan yang melaksanakan kehendak Tuhan.
Amin,-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar