Khotbah
Minggu 10 Februari 2013
Di GMI
Tanjung Keliling dan GMI “Manna” Kuala Distrik 1 Wil.I
Nats : Lukas 9:28-36
“Yesus
ber-transfigurasi”
Pendahuluan
Peristiwa ketika Yesus berubah rupa
(Transfigurasi) di atas sebuah gunung dalam nats injil Lukas 9 ini, juga dicatat dalam injil Matius 17 :
1-13; Markus. Ketiganya mencatat dengan persis peristiwa tersebut, hal
ini menguatkan bahwa peristiwa itu adalah benar-benar terjadi.
Menurut ketiga injil synoptic
tersebut, peristiwa ini terjadi 8 hari (versi Markus : 6 hari) setelah Yesus
berbicara dengan murid-murid-Nya di daerah Kaisarea Filipi. Ketika itu Yesus
bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia
itu?" (lih. Luk 9:18;Mark 8:29;Mat 16:15), kemudian Petrus menjawab: "Engkau
adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!".
Ini merupakan awal dari pengenalan
murid-murid-Nya bahwa Yesus adalah
Mesias "Anak Allah". Yesus memberitahukan bahwa: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan
mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan
kuasa." (Mark 9:1; Mat 16:28; Luk 9:27). Dan itulah yang terjadi seminggu
kemudian.
Setting Kejadian
Ketika itu Yesus membawa Petrus,
Yakobus dan Yohanes saudaranya naik ke sebuah gunung yang tinggi untuk berdoa.
Ketika Yesus sedang berdoa, ketiga muridNya itu melihat Dia berubah rupa,
wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi sangat putih
berkilat-kilat, berkilau-kilauan, bersinar seperti terang dan nampaklah kepada
mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus.
Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan
kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem (Luk 9:31).
Lalu melihat itu, secara spontan Petrus
berkata : "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau
mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa
dan satu untuk Elia." Perkataan Petrus yang spontan itu sebenarnya adalah
karena ketakutannya, sebab dia tidak tahu lagi yang harus dikatakannya.
Peristiwa ini membuat Petrus, Yakobus dan Yohanes bahagia sekaligus takut,
disatu pihak mereka ingin menikmati pengalaman yang indah itu untuk seterusnya,
dengan keinginan membuat kemah masing-masing bagi Yesus, Elia dan Musa. Dan di
lain pihak mereka tersungkur dengan penuh ketakutan. Tujuan Yesus memberikan
mereka pengalaman rohani ini, agar mereka siap menghadapi masa-masa sukar yang
telah diberitahukan-Nya kepada mereka.
Ketika Petrus berkata-kata lalu turunlah awan
yang terang menaungi mereka dan mereka ketakutan dan terdengarlah suara dari
dalam awan itu, yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah
Aku berkenan, dengarkanlah Dia”. Mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya
dan mereka sangat ketakutan. Inilah
proklamasi yang kedua tentang siapa Yesus, setelah proklamasi yang pertama
ketika Yesus dibaptis (Mat. 3:17). Ini
merupakan deklarasi Allah tentang identitas Yesus. Ia adalah Anak Allah.
Ketika
mereka mau turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka: "Jangan
kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorangpun sebelum Anak Manusia
dibangkitkan dari antara orang mati." Maka murid-murid itu
merahasiakannya, dan pada masa itu mereka tidak menceriterakan kepada siapapun
apa yang telah mereka lihat itu.(Luk 9:36). Mereka memegang pesan tadi, namun
mereka masih bingung dan mempersoalkan di antara mereka tentang apa yang
dimaksud oleh Yesus dengan "bangkit dari antara orang mati."(Mark
9:10).
Setelah
peristiwa itu, pikiran ketiga murid Yesus itu selalu berkecamuk dan penuh pertanyaan
yang mereka tidak bisa mengerti, lalu mereka memberanikan diri untuk bertanya
kepada Yesus : "Kalau demikian mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia
harus datang dahulu?" Jawab Yesus: "Memang Elia akan datang dan
memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi
orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka, sesuai
dengan yang ada tertulis tentang dia. Demikian juga Anak Manusia akan menderita
oleh mereka." (Mark 9:11-13). Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus
bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis. (Mat 17: 13)
Penjelasan
Ketiga murid Yesus telah menjadi
saksi mata atas peristiwa tersebut, maka selain dicatat dalam ketiga injil
synoptic, juga ada kesaksian dari Yohanes dan Petrus tentang peristiwa itu,
yaitu :
Yohanes memberi kesaksian : “Firman
itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat
kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal
Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran”.(Yoh.1:1)
Petrus juga membuat kesaksian
tentang kejadian ini : "Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan
jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan
kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari
kebesaran-Nya. Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan
dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang
mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di
atas gunung yang kudus. (2 Petrus 1:16-18).
Mengapa Musa dan Elia yang harus
tampak dalam peristiwa tersebut? Ada beberapa hal istimewa yang kita lihat dari
kedua orang ini :
Musa adalah seorang nabi yang
memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir. Musa adalah orang yang dipakai Tuhan
untuk menjalankan misi Tuhan, menyelamatkan bangsa Israel. Musa juga adalah
satu-satunya nabi yang diperkenankan Tuhan untuk dapat berkomunikasi langsung
denganNya, muka dengan muka (Kel 33:11), sehingga wajah Musa pun bercahaya (Kel
34:29) Sehingga ketika Musa kembali kepada bangsa itu, bangsa itu tidak tahan
melihat muka Musa, dan memohon agar Musa menutup wajahnya dengan selubung (Kel
34:35). Demikian juga dengan kematian Musa seorang pun tidak ada yang tahu, ini
merupakan suatu rahasia, Tuhan lah yang mengetahuinya.Musa meninggal di gunung
Nebo, tetapi jasadnya dikuburkan sendiri oleh Tuhan, dan tidak seorangpun yang
tahu dimana kuburannya. (Ul. 34:1-12). Bahkan Malaikat Michael pernah
bertengkar dengan Iblis dalam perselisihan tentang siapa yang akan mendapat
mayat Musa (lih Judas 1:9)
Nabi Elia adalah juga nabi yang
diperkenankan Tuhan menurunkan api dari langit (1 Raj 18:36-38). Elia juga mati
tidak dikuburkan tetapi dia diangkatkan oleh Allah langsung ke surga. (2 Raj
2:11-12; bnd Kej 5:24).
Musa dan Elia mewakili dua hal
penting dalam dunia Perjanjian Lama. Musa sebagai penerima Hukum Taurat dan
Elia sebagai nabi.
Perubahan (transfigurasi) diri
Yesus di atas gunung ini merupakan suatu pernyataan diri Yesus sebagai Putra
Allah yang berkuasa. Ia berkuasa melampaui segala aturan Hukum (Musa) dan
melampau segala nabi (Elia). Ia juga Raja yang berkuasa atas hidup dan
mati
Perubahan diri Yesus di gunung
adalah suatu gambaran akan masa depan di mana setelah melewati jalan
penderitaan dan kematian, Yesus akan tampil perkasa sebagai Raja atas alam
semesta. Segala sesuatu berada di bawah kuasaNya.
Aplikasi Sederhana
Peristiwa ketika Yesus
dipermuliakan di atas gunung, seharusnya meneguhkan keyakinan kita dan menepis
segala keraguan tentang ke-Illahian-an Yesus, Yesus adalah Kristus Anak Allah, tidak boleh
ada keraguan tentang hal itu. Peristiwa ini sering juga disebut sebagai
“transfigurasi Yesus”. Jadi dengan peristiwa transfigurasi ini kita dapat
mendapat pelajaran yang penting di dalam hidup kita:
1. Yesus itu
adalah Anak Allah, Dialah yang telah diutus oleh Allah untuk menjadi mesias
bagi manusia.
2. Dia adalah
Mulia, kudus, maka setiap orang yang menyembah Dia harus memuliakan Dia di
dalam hidupnya, terlebih menjaga kekudusan hidupnya.
3. Kemuliaan
Tuhan itu akan memberi sinar kepada orang yang menyembah Dia, tetapi kita
jangan terlena akan kemualiaan yang kita terima itu, karena itu kita terima
karena kita menyembah Dia. Tetapi yang paling penting sebarkan dan beritakan
kemuliaanNya dan tunjukkanlah kekudusan
dalam hidupn kita.
Kesaksian tentang kemuliaan Allah
yang dinyatakan kepada murid-muridNya kala itu, harus menjadi kesaksian
kita bahwa kemuliaan Allah selalu nyata dalam kehidupan kita. Mungkin ada
banyak perbuatan Allah yang tidak dapat kita dimengerti secara manusiawi, namun
dengan pemahaman rohani yang benar kita akan mengerti pada akhirnya.
Ketika menyaksikan kemuliaan Allah
dalam hidup kita, maka kita juga harus memiliki pengharapan untuk memperoleh
kemuliaan bersama-sama dengan Dia kelak, sebab DIa datang untuk membawa
kita kepada kemuliaan melalui kematian dan kebangkitan-Nya. AMIN !