Sabtu, 18 Desember 2010

PEMBENTUKAN TIM KKR
DISTRIK 3 WILAYAH I



Dalam Pertemuan Pendeta/Guru Injil dan para pelayan di GMI Distrik 3 Wilayah I, yang diadakan pada hari Rabu 08 Desember 2010 di GMI Tigalingga, mengambil suatu kesepakatan untuk membentuk suatu tim pelayanan keliling/Tim KKR yang personilnya adalah para pelayan yang berada di distrik tersebut. Adapun latar belakang pembentukan tim ini mengingat warga jemaat di distrik ini yang berlatar belakang suku Karo dan suku Pakpak perlu dimotivasi sehingga semangat warga jemaat bangkit kembali.

Tim ini nantinya mengadakan KKR keliling di seluruh Distrik 3 wil. I setiap 2 bulan sekali; dan bahkan jika perlu tim ini akan melayani di luar Distrik 3. Tim diketuai oleh GI. TR. Rajagukguk dengan anggota: GI Elpra Sidabutar, GI Anton Sitorus, GI Jakcy Padang, CP Erida Silaban, Pdt. AS Hutauruk, Pdt. Ch. Siahaan, Pdt Elita Hutabarat. Dengan Penasihat: DS Pdt. T.M. Karo-karo, STh,MA (Pimpinan Distrik 3 Wil. I).

Walau perlengkapan belum lengkap tim ini akan memulai pelayanannya pada bulan januari 2011. Kami harapkan dengan pertolongan Tuhan, tim ini beriman Tuhan akan memperlengkapi seluruh kebutuhan pelayanan KKR ini. Saat ini sudah ada anak Tuhan yang menyumbangkan drum, gitar dan akan menyusul yang lainnya. Soli Deo Gloria. (Pdt T.M. Karo-karo,STh, MA)

Minggu, 12 Desember 2010

Cara Membuat Trites

Cara Membuat Trites

(Makanan khas Karo)

Pendahuluan

Trites adalah makanan khas Karo yang mungkin tidak ada suku di dunia ini yang mempunyai cirri khas seperti ini. Trites terbuat dari bahan pokok utama makanan lembu/kerbau yang masih ada di lambung (usus besar) sudah dihaluskan kembali oleh kerbau/lembu tetapi belum dihisap sarinya. Jadi ketika lembu/kerbau dipotong bahan dari dalam usus tersebut dipisahkan diu dalam wadah yang lain. Nampaknya makanan ini menjijikan tetapi sungguh lezat dan menurut tradisi karo makanan berkhasiat mengobati sakit perut.

Bahan-bahan:

  1. Bahan trites 2 kg
  2. Usus/cincang lembu ½ kg
  3. Kelapa 2 butir
  4. Daun jeruk purut 5 lembar
  5. Serai 3 biji
  6. Cabe secukupnya (menurut selera)
  7. Bawang Putih 6 siung
  8. Bawang Merah 6 siung
  9. Kunyit 1 butir (agak besar)
  10. Asam Patikala 15 buah (as arias)
  11. Garam secukupnya

Cara membuat:

Bahan trites ditambah air 1 gelas, lalu diperas, ampasnya disisihkan airnya ini yang akan dipakai; baru ampas yang sudah disisihkan tadi taruh kembali air lalu diperas kedua kalinya, lalu ampas bisa dibuang. Air perasan tadi disaring dengan kain kasa yang bersih dan selanjutnya dimasukkan ke dalam wadah untuk memasak (di Karo biasa dibuat periuk tanah) lalu dimasak di api yang tidak terlalu menyala sambil dimasukkan cincang/usus lembu. Masukkan bumbu-bumbu: daun jeruk, serai dan sedikt garam. Biarkan masakan mendidih, setelah mendidih bersihkan buih yang timbul sampai nanti tidak berbuih lagi.

Setelah daging usus/cincang lembek, masukkan asam (dipukul saja), haluskan kunyit, bawang putih, bawang merah, cabe lalu dimasukkan. Biarkan beberapa saat, sambil memarut kelapa dan diperas; ingat perasan kelapa jangan terlampau banyak air. Lalu santan dimasukkan---tunggu beberapa saat dan rasain garamnya. Proses memasak terites ini memakan waktu yang cukup lama. Aromanya akan merangsang selera makan kita. Selamat mencoba!

DS Pdt. T.M. Karo-karo, STh,MA

Rabu, 01 Desember 2010

PENELAAHAN ALKITAB

“KENDALIKAN PIKIRAN ANDA”[1]

Nats: Kejadian 50:15-21

Oleh : DS Pdt. T.M. Karo-karo,STh,MA

Pikiran anda akan menentukan tindakan-tindakan anda. Kalau pikiran anda positif maka tindakan andapun positif, namun kalau pikiran anda negative maka tindakan andapun negative. Kondisi boleh negative , tetapi kalau pikiran kita positif suatu saat kondisi kita bisa akan berubah jadi positif. Tetapi mungkin kondisi anda positif, namun kalau pikiran anda selalu negative, maka keadaan anda akan berubah jadi negative. Jadi yang menentukan hidup kita bukan keadaan dan kondisi kehidupan kita, tetapi pikiran-pikiran kita.a sangat positif

Hal itulah yang terjadi dalam kehidupan saudara-saudara Yusuf dalam perikop di kita di atas. Keadaan mereka sangat positif, dimana kehidupan mereka sudah terjamin karena Yusuf. Mereka tidak mengalami kelaparan lagi dan mereka dan mereka mendapatkan banyak hal karena kedudukan Yusuf sebagai orang kedua di Mesir. Tetapi keadaan yang positif itu menjadi tidak berarti ketika pikiran mereka dihantui oleh pikiran-pikiran yang negative.

Memang tidak bisa dipungkiri mereka tidak akan pernah lupa akan apa yang pernah mereka lakukan kepada Yusuf di masa lalu. Namun tidak seharusnya mereka berpikir seperti itu. Kalau saja pikiran mereka itu menjadi pikiran Yusuf, buat apa Yusuf menyelamatkan mereka dari bencana kelaparan itu. Tetapi itulah yang terjadi, hidup mereka menjadi bermasalah bukan karena kondisi mereka yang bermasalah, tetapi karena pikiran-pikiran mereka yang negative itu.

Bagaimana agar kita mampu membendung pikiran-pikiran negative? Yang pertama : Kendalikanlah pikiran anda! “Boleh jadi Yusuf akan mendendam kita dan membalaskan sepenuhnya kepada kita segala kejahatan yang telah kita lakukan kepadanya”. (ayat 15). Saudara-saudara Yusuf dikuasai pikiran yang negative walaupun kondisi mereka sangat positif. Hal ini terjadi karena pengalaman masa lalu telah menguasai pikiran mereka.

Memang pengalaman masa lalu dan pergumulan hidup saat ini sangat mempengaruhi kehidupan kita. Tetapi jangan pernah mau semua itu menguasai pikiran anda. Kita harus menyadari bahwa pikiran negatif akan senantiasa berusaha untuk mengetuk di depan pintu, tetapi andalah yang memegang kendali apakah anda mau membuka pintu baginya atau tidak. Jadi, kendalikanlah pikiran-pikiran anda sebelum pikiran pikiran itu menghancurkan hidup anda. Sebab andalah yang memegang kendali bukan hal-hal negatif yang berusaha untuk masuk ke dalam pikiran anda.

Perlu Direnungkan :

· Manusia adalah mahluk Tuhan yang berpikir—oleh sebab itu dalam kerangka “keistemewaan” itulah manusia harus mendayagunakannya untuk kesejateraannya sendiri dan kemuliaan Tuhan.

· Pemuda/i >>> hendaknya kreatif dalam berpikir, menjauhkan pikiran-pikiran negative.

· Hati-hati dengan pengaruh pikiran-pikiran negative dalam lingkungan kita.

Pertanyaan untuk Diskusi:

1. Kenapa timbul pikiran-pikiran negative saudara-saudara Yusuf terhadap tindakan Yusuf? Apa sebenarnya kesalahan mereka? (37:12-36)

2. Bagaimanakan sikap/respon Yusuf terhadap praduga negative saudara-saudaranya tersebut? (19-21)

3. Beban psikologis apa yang dirasakan oleh saudara-saudara Yusuf?

4. Bagaimanakah cara kita mengatasi pikiran-pikiran negative yang timbul dalam hidup kita ?

5. Kita sering mendengar gossip, bagaimana sikap anda menghadapai gosiip?



[1] Disampaikan pada pembinaan P3MI Distrik 3 Wil. I tgl 27-28 Nopember 2010 di GMI Lau Tawar